Maria Corazon Sumulong Cojuangco Aquino
Cory Aquino dengan nama lengkap Maria Corazon Sumulong Cojuangco Aquino merupakan Presiden wanita pertama di Filipina sekaligus pertama di Asia. Lahir dalam keluarga China-Mestizo pada 25 Januari 1933. Corazon menempuh studi Sastra Prancis di Amerika dan kemudian mendalami studi hukum di negrinya sendiri hingga berhasil menjadi orang nomor satu di negeri “Tagalog” selama 6 tahun 4 bulan.
Berbicara perjuangan politik Corazon tidak bisa dilepas dari pembunuhan yang dialami oleh suaminya, Benigno Servillano Aquino. Pembunuhan terhadap senator Benigno menjadi isyarat awal akan terjadinya gerakan masa. Dan Manila dilanda demonstrasi besar menentang kediktatoran Marcos (orang dibalik kematian Benigno). Saat itulah Corazon Aquino muncul sebagai tokoh oposisi. Dengan melakukan berbagai gerakan politik untuk mengecam penculikan dan penghilangan nyawa.
Kemudian pada tanggal 15 Februari 1986, Marcos mengumumkan akan mengadakan pemilu Presiden. Dari sini Corazon Aquino berhasil menjadi Presiden dengan sebelumnya mengalami hambatan akibat kecurangan Marcos. Kemenangannya disambut oleh rakyat Filipina dengan mengadakan demonstrasi People Power atau dikenal dengan Revolusi EDSA-EDSA yang menentang rezim Marcos dan mempercayai Corazon Aquino sebagai tonggak awal revolusi Filipina.
Setelah resmi memerintah, Corazon Aquino segera membentuk satu komite guna merancang undang-undang dasar baru, Cory juga memulai pembicaraan dengan gerilyawan Muslim dan komunis. Selama memerintah Corazon Aquino beberapa kali mengalami percobaan kudeta berdarah yang digalang oleh sejumlah perwira militer simpatisan Marcos.
Selama menjalani masa pensiun, dan sampai menderita sakit, Corazon Aquino yang sering mengenakan busana berwarna kuning sebagai simbol perjuangan demokrasinya tetap tampil di hadapan umum, dan seringkali berbicara lantang menentang penyimpangan yang diduga terjadi di dalam pemerintah Filipina. Cory yang pernah dinobatkan oleh Majalah Time sebagai Women of The Year 1986 juga masih sempat turun jalan ketika terjadi People Power jilid II yang menggulingkan pemerintahan Joseph Estrada pada Januari 2001. Ia juga menjadi pengeritik lantang Presiden Gloria Macapagal Arroyo, yang keluarganya telah dituduh melakukan korupsi besar, dan bergabung dengan protes di jalan guna menentang Arroyo sampai ia didiagnosis menderita kanker usus besar pada Maret 2008..
Tanggal 1 Agustus 2009 lalu, sang pejuang demokrasi yang memulai karir politik dari “dapur” itu akhirnya berpulang ke pangkuan Sang Kuasa dalam usia 76 tahun.
Tanggal 1 Agustus 2009 lalu, sang pejuang demokrasi yang memulai karir politik dari “dapur” itu akhirnya berpulang ke pangkuan Sang Kuasa dalam usia 76 tahun.
0 komentar:
Posting Komentar